Rabu, 17 Februari 2016
WARUNG PTM DINAS KESEHATAN @TERASKOTA
Minggu, 14 Februari 2016, dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan mengadakan acara kegiatan WARUNG PTM untuk meriksakan kesehatan mulai dari Cek Kolestrol, Cek Gula Darah, Cek Tekanan Darah dan Cek Asam Urat secara GRATIS!!!!! Warung PTM berada di Car Free Day +TerasKota. Acara ini di selegarakan di Wilayah BSD minggu ke-2 & BINTARO minggu ke 3 setiap bulan. Untuk kalian yang ingin meriksa kesehatan secara gratis bisa langsung ke stand kita yang berada di BSD& BINTARO. ajak keluarga kamu ya jangan lupa :)
"Salam Sehat P2PL Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan"
STAND WARUNG PTM
Minggu, 14 Februari 2016 CFD +TerasKota. Inilah antusias masyarakat untuk mengecek kesehatan secara GRATIS!!
CFD @ TERASKOTA with KABID dan KASIE P2M&PTM Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan..
Program PTM @warung PTM bersama Dokter Shieshie
Minggu, 14 Februari 2016
DBD
PengertianDBD
Terjadinya penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang menyerang sel-sel darah. Virus ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Aedes aegypti yang hidup dan tinggal di daerah beriklim tropis dengan suhu lembab. Pada dasarnya, serangan nyamuk menggigit manusia di siang hari. Bila seseorang telah terinfeksi dengan virus ini juga mengalami sakit otot, sakit kepala, sakit sendi, dan penurunan jumlah sel-sel darah putih. Satu penurunan dalam jumlah sel darah putih menyebabkan kegagalan, sehingga pasien akan menderita dengue sindrom syock.
Terjadinya penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang menyerang sel-sel darah. Virus ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Aedes aegypti yang hidup dan tinggal di daerah beriklim tropis dengan suhu lembab. Pada dasarnya, serangan nyamuk menggigit manusia di siang hari. Bila seseorang telah terinfeksi dengan virus ini juga mengalami sakit otot, sakit kepala, sakit sendi, dan penurunan jumlah sel-sel darah putih. Satu penurunan dalam jumlah sel darah putih menyebabkan kegagalan, sehingga pasien akan menderita dengue sindrom syock.
Pencegahan
Pencegahan DBD antara lain :
_ Mengurangi atau menghilangkan genangan air di sekitar rumah.
_ Menjaga lingkungan agar tetap bersih.
_ Bila ada keluarga yang menderita berkepanjangan segera mengambil rujukan ke Puskesmas.
- Fase Demam Tinggi (Febris). Pada fase demam berdarah yang pertama ini terjadi pada hari ke 1 - 3 dan ditandai dengan demam yang mendadak tinggi disertai sakit kepala, badan terasa ngilu dan nyeri, mual. Seringkali disertai dengan bintik merah di kulit yang tidak hilang saat kulit diregangkan. Pada beberapa kasus yang terjadi, bahkan ditemukan adanya nyeri tenggorokan, infeksi pada farings (tenggorokan) dan juga pada konjungtiva (selaput yang melindungi kornea mata), anoreksia (kehilangan nafsu makan), mual dan muntah.
- Fase Kritis. Pada fase kedua demam berdarah ini terjadi pada hari ke 4 - 5. Fase ini ditandai dengan demam yang mulai menurun disertai dengan penurunan kadar trombosit dalam darah dan fase ini seringkali mengecohkan karena seolah-olah demamnya turun dan penyakitnya sembuh. Namun inilah yang disebut Fase Kritis Demam Berdarah dan kemungkinan terjadinya Dengue Shock Sindrome DSS. Pada fase ini dapat terjadi pendarahan hidung, mulut, kulit pucat dan dingin, serta terjadi penurunan kesadaran.
- Fase Penyembuhan (Pemulihan). Pada fase ini terjadi pada hari ke 6 - 7. Dalam fase penyembuhan ini keadaan umum dari penderita mulai membaik. Keadaan umum penderita membaik, nafsu makan pulih kembali, hemodinamik (peredaran darah) stabil dan diuresis (frekuensi kencing) membaik dan akan kembali normal. Dan pada saat ini akan jauh lebih baik bila penderita diberikan gizi yang baik untuk meningkatkan keadaannya serta juga meningkat kadar daripada trombositnya.
Dalam
dunia media kita juga mengenal akan tingkatan derajat demam berdarah.
Berikut adalah tingkatan demam berdarah menurut WHO :
- DHF derajat I. Pada derajat pertama ini tanda yang kita temukan adalah diantaranya adanya tanda infeksi virus, dengan manifestasinya yang berupa perdarahan yang tampak hanya dengan Uji Torniquet positif.
- DHF derajat II. Pada derajat kedua ini makan tanda infeksi virus didapatkan dengan manifestasinya yang berupa adanya perdarahan spontan (mimisan, bintik-bintik merah)
- DHF derajat III. Pada derajat kedua ini seringkali disebut dengan fase pre syok, dengan tanda DHF grade II namun penderita mulai mengalami tanda syok ditandai dengan : kesadaran yang mulai menurun, tangan dan kaki dingin, nadi teraba cepat dan lemah, tekanan nadi masih terukur walaupun kecil.
- DHF derajat IV. Pada fase keempat dari demam berdarah dengue ini seringkali kita menyebutnya dengan fase syok (disebut juga dengue syok syndrome/DSS), penderita syok dalam dengan kesadaran sangat menurun hingga koma, tangan dan kaki dingin dan pucat, nadi sangat lemah sampai tidak teraba, tekanan nadi tidak dapat terukur.
Berikut ini merupakan tanda-tanda seseorang menderita Demam Berdarah Dengue (DHF) adalah jika didapatkan:
- Demam tinggi mendadak >38°C selama 2-7 hari
- Adanya manifestasi perdarahan spontan, seperti bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang jika ditekan (utamanya di daerah siku, pergelangan tangan dan kaki), mimisan, perdarahan gusi, perdarahan yang sulit dihentikan jika disuntik atau terluka
- Pembesaran organ hepar (hati) dan limpa
- syok
- Mual, muntah, nafsu makan minum berkurang
- Nyeri sendi, nyeri otot (pegal-pegal)
- Nyeri kepala, pusing
- Nyeri atau rasa panas di belakang bola mata
- Wajah kemerahan
- Nyeri perut
- Konstipasi (sulit buang air besar) atau diare
Kriteria berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium darah :
- Adanya trombositopenia, yaitu jumlah trombosit < 150.000/mm³ (normalnya 150-450 ribu/mm³)
- Hemokonsentrasi, yaitu pengentalan darah akibat perembesan plasma (komponen darah cair non seluler), ditandai dengan nilai Hematokrit (Hct) yang meningkat 20% dari nilai normalnya.
Pengobatan Demam
Berdarah
Dalam mengobati kasus demam berdarah di rumah diharuskan penderita mengonsumsi
makanan bergizi dan minum air yang banyak. Mengonsumsi air lebih banyak sangat
dianjurkan karena air dapat mengatasi efek kebocoran plasma darah dan
meningkatkan jumlah trombosit. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, penderita
DBD dianjurkan untuk minum sesuai rumus berikut ini.
- Dewasa: 50 cc/kg BB/hari
- Anak: Untuk 10
kg BB pertama: 100cc/kg BB/ hari
- Untuk 10 kg BB kedua: 50 cc/kg BB/ hari
- Untuk 10 kg BB ketiga dan seterusnya: 20 cc/kg BB/hari
Contoh: Anak fulan 8 tahun dengan BB 23 kg, berarti kebutuhan cairan perharinya adalah ((100×10) + (50×10) + (20×3))= 1560 cc
Pengobatan lain yang dapat diberikan adalah kompres hangat dan penurun panas
jika demam, vitamin penambah nafsu makan, antimuntah jika dibutuhkan. Perlu
diingat juga bahwa penggunaan antibiotik tidak diperlukan pada kasus DHF murni
(tanpa adanya infeksi bakterial). Jika ada diantara ukhti yang membawa pasien
DHF berobat, dan kemudian mendapatkan resep antibiotik, bertanyalah pada dokter
atau yang meresepkan tersebut apa kepentingannya, agar tidak terjadi pemborosan
uang dan obat, dan membebani tubuh penderita.
Lalu bagaimana jika pasien sudah mengalami demam berdarah berat? “Jika sudah masuk yang berat, sebetulnya tidak banyak yang bisa diperbuat. Kita akan atasi gejala dan penyakitnya, tapi virusnya itu, kan, tidak ada obatnya,” tambah Fransisca. Oleh karena itu, pencegahan menjadi jalan terbaik untuk menghindari demam berdarah. Caranya, biasakan diri memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Lalu bagaimana jika pasien sudah mengalami demam berdarah berat? “Jika sudah masuk yang berat, sebetulnya tidak banyak yang bisa diperbuat. Kita akan atasi gejala dan penyakitnya, tapi virusnya itu, kan, tidak ada obatnya,” tambah Fransisca. Oleh karena itu, pencegahan menjadi jalan terbaik untuk menghindari demam berdarah. Caranya, biasakan diri memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Pencegahan
Demam Berdarah
Jadi Ingat 3 M sesuai dengan Pesan Layanan Pusat Komunikasi Publik Setjend Depkes RI : yang dibagikan kepada warga dalam sebuah Brosur WASPADA DEMAM BERDARAH CEGAH DENGAN 3M PLUS! Berantas jentik dan hindari gigitan nyamuk Demam Berdarah dengan cara 3M Plus antara lain sebagai berikut :
- Menguras tempat-tempat penampungan air bak mandi WC, tempayan, ember, vas bunga, dsb minimal seminggu sekali.
- Menutup rapat semua tempat penampungan air seperti ember, gentong dan drum.
- Mengubur barang-barang bekas yang ada di sekitar atau di luar rumah yang dapat menampung air hujan seperti kaleng bekas, botol, plastik dan tempurung kelapa.
- Menaburkan bubuk abate atau altosid 2-3 bulan sekali di tempat air yang sulit dikuras atau tempat sulit air.
- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
- Cegah gigitan nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk, memakai obat repelant, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi dsb.
Minggu, 31 Januari 2016
KUSTA
APA ITU PENYAKIT KUSTA ?
Penyakit Kusta adalah penyakit menular yang menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (Mycrobacterium leprae ) yang menyerang kulit saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya.
Bukan disebabkan oleh Kutukan, guna-guna, dosa, makanan ataupun keturunan.
Ini anggapan yang salah di masyarakat. Karena anggapan yang salah tersebut menyebabkan masyarakat terlambat dating berobat sehingga terjadi kecacatan.
Di beberapa daerah masih ada penderita kusta yang diusir dan disuruh tinggal di dalam hutan, padahal penyakit yang disebabkan kuman atau bakteri lepra itu merupakan “penyakit menular yang paling sulit menular” dan tidak ada urusan dengan factor keturunan apalagi dosa.
Bagaimana Tanda-tanda Penyakit KUSTA ?
Gejala Awal
Penderita tidak merasa tertanggung, hanya terdapat adanya kelainan kulit berupa bercak putih seperti panu atapun bercak kemerahan
Kelainan kulit ini :
Hilang rasa, tidak ditumbuhi bulu, tidak mengeluarkan keringat, tidak gatal dan tidak sakit.
Ada 2 jenis Penyakit Kusta :
1. Kusta Kering : Pausibasilar (PB)
2. Kusta Basah : Multibasilar (MB)
APAKAH PENYAKIT KUSTA MENULAR
Penyakit Kusta menular dari penderita Kusta tipe basah yang tidak diobati ke orang lain melalui pernafasan atau kontak kulit yang lama
Tidak semua orang dapat tertular penyakit kusta, hanya sebagian kecil saja ( sekitar 5% ) yang dapat tertular.
Penyakit Kusta adalah penyakit menular yang menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (Mycrobacterium leprae ) yang menyerang kulit saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya.
Bukan disebabkan oleh Kutukan, guna-guna, dosa, makanan ataupun keturunan.
Ini anggapan yang salah di masyarakat. Karena anggapan yang salah tersebut menyebabkan masyarakat terlambat dating berobat sehingga terjadi kecacatan.
Di beberapa daerah masih ada penderita kusta yang diusir dan disuruh tinggal di dalam hutan, padahal penyakit yang disebabkan kuman atau bakteri lepra itu merupakan “penyakit menular yang paling sulit menular” dan tidak ada urusan dengan factor keturunan apalagi dosa.
Bagaimana Tanda-tanda Penyakit KUSTA ?
Gejala Awal
Penderita tidak merasa tertanggung, hanya terdapat adanya kelainan kulit berupa bercak putih seperti panu atapun bercak kemerahan
Kelainan kulit ini :
Hilang rasa, tidak ditumbuhi bulu, tidak mengeluarkan keringat, tidak gatal dan tidak sakit.
Ada 2 jenis Penyakit Kusta :
1. Kusta Kering : Pausibasilar (PB)
2. Kusta Basah : Multibasilar (MB)
APAKAH PENYAKIT KUSTA MENULAR
Penyakit Kusta menular dari penderita Kusta tipe basah yang tidak diobati ke orang lain melalui pernafasan atau kontak kulit yang lama
Tidak semua orang dapat tertular penyakit kusta, hanya sebagian kecil saja ( sekitar 5% ) yang dapat tertular.
Siapa saja yang bisa terkena Penyakit
Kusta
Penyakit kusta dapat mengenai setiap orang tergantung pada kekebalan
tubuhnya dan kontak yang lama dengan penderita kusta tipe basah yang tidak
diobati.
Bagaimana Pengobatan Penyakit Kusta ?
Obat untuk menyembuhkan penyakit kusta di kemas dalam blister yang
disebut MDT
Lama minum obat tergantung jenis penyakit usaha
Untuk jenis kusta basah obat harus diminum setiap hari selama 12 bulan. Untuk
jenis kusta kering obat harus diminum setiap hari selama 6 Bulan.
APAKAH PENYAKIT KUSTA BISA DI SEMBUH ?
Penyakit Kusta dapat sembuh bila penderita minum obat secara teratur
sesuai
aturan dan petunjuk dari petugas kesehatan.
APAKAH PENYEBAB CACAT KUSTA
Cacat kusta dapat terjadi pada penderita yang terlambat ditemukan
terlambat diobati.
Penyebab cacat adalah:
TB
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh
bakteri. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga
memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering
menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain tubuh
manusia.
Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi.
Tujuan dan target
Tujuan
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Target tahun 2015-2019
disesuaikan target RPJMN II, disinkronkan dengan END TB Strategy.
Target utama pengendalian TB pada tahun 2015-2019
• penurunan insidensi TB yang lebih cepat menjadi 3-4% per tahun dan
• penurunan angka mortalitas > dari 4-5% pertahun.
Diharapkan pada tahun 2020 Indonesia bisa mencapai target penurunan insidensi sebesar 20% dan angka mortalitas sebesar 25% dari angka insidensi tahun 2015.
Jika kalian menemukan penderita TB yang ditandai dengan gejala seperti berikut ini :
Tatalaksana Pasien Tuberkulosis
Definisi Pasien TB
Pasien TB berdasarkan hasil konfirmasi pemeriksaan Bakteriologis:
Adalah seorang pasien TB yang dikelompokkan berdasar hasil pemeriksaan contoh uji biologinya
dengan pemeriksaan mikroskopis langsung, biakan atau tes diagnostik cepat (misalnya: GeneXpert).
Yang Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah:
a. Pasien TB paru BTA positif
b. Pasien TB paru hasil biakan M.tb positif
c. Pasien TB paru hasil tes cepat M.tb positif
d. Pasien TB ekstraparu terkonfirmasi secara bakteriologis, baik dengan BTA, biakan maupun
tes cepat dari contoh uji jaringan yang terkena.
e. TB anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan bakteriologis
Klasifikasi pasien TB
Pasien TB terdiagnosis secara Klinis:
Adalah pasien yang tidak memenuhi kriteria terdiagnosis secara bakteriologis tetapi didiagnosis sebagai pasien TB aktif oleh dokter, dan diputuskan untuk diberikan pengobatan TB.
Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah:
• Pasien TB paru BTA negatif dengan hasil pemeriksaan foto toraks mendukung TB.
• Pasien TB ekstraparu yang terdiagnosis secara klinis maupun laboratoris dan histopatologis
tanpa konfirmasi bakteriologis.
• TB anak yang terdiagnosis dengan sistim skoring.
Bila kemudian terkonfirmasi bakteriologis positif
diklasifikasi ulang sebagai pasien TB terkonfirmasi bakteriologis.
Selain dari pengelompokan pasien sesuai definisi tersebut diatas, pasien juga diklasifikasikan
menurut :
a. Lokasi anatomi dari penyakit
b. Riwayat pengobatan sebelumnya
c. Hasil pemeriksaan uji kepekaan obat
d. Status HIV
Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya:
1) Pasien baru TB
2) Pasien yang pernah diobati TB:
Pasien ini selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan hasil pengobatan TB terakhir, yaitu:
• Pasien kambuh:
• Pasien yang diobati kembali setelah gagal:
• Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up):
• Lain-lain
3) Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui.
Pengobatan
Tahap Pengobatan:
• Tahap Awal : Setiap hari
• Tahap Lanjutan: 3 kali seminggu
Pemantauan kemajuan pengobatan
Dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis 2x (sewaktu dan pagi)
• negatif bila ke 2 contoh uji dahak tersebut negatif.
• Positif bila salah satu contoh uji positif atau keduanya positif
TATALAKSANA TB PADA ANAK
Tatalaksana Pasien TB Anak yang Berobat Tidak Teratur
1. Jika anak tidak minum obat >2 minggu di fase intensif atau >2 bulan di fase lanjutan dan
menunjukkan gejala TB, beri pengobatan kembali mulai dari awal.
2. Jika anak tidak minum obat <2 minggu di fase intensif atau <2 bulan di fase lanjutan dan
menunjukkan gejala TB, lanjutkan sisa pengobatan sampai selesai.
Pada pasien dengan pengobatan yang tidak teratur akan meningkatkan risiko terjadinya TB resistan obat.
Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi.
Tujuan dan target
Tujuan
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
disesuaikan target RPJMN II, disinkronkan dengan END TB Strategy.
Target utama pengendalian TB pada tahun 2015-2019
• penurunan insidensi TB yang lebih cepat menjadi 3-4% per tahun dan
• penurunan angka mortalitas > dari 4-5% pertahun.
Diharapkan pada tahun 2020 Indonesia bisa mencapai target penurunan insidensi sebesar 20% dan angka mortalitas sebesar 25% dari angka insidensi tahun 2015.
Penyakit TBC Menular Lewat Udara
Jika kalian menemukan penderita TB yang ditandai dengan gejala seperti berikut ini :
Segera ajak mereka ke Puskesmas atau untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
INGAT! Semua biaya pengobatan TB gratis di Puskesmas, Pemerintah kita menanggung penuh biaya pengobatan TB. Jadi tidak ada alasan untuk tidak berobat TB.
Tatalaksana Pasien Tuberkulosis
Definisi Pasien TB
Pasien TB berdasarkan hasil konfirmasi pemeriksaan Bakteriologis:
Adalah seorang pasien TB yang dikelompokkan berdasar hasil pemeriksaan contoh uji biologinya
dengan pemeriksaan mikroskopis langsung, biakan atau tes diagnostik cepat (misalnya: GeneXpert).
Yang Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah:
a. Pasien TB paru BTA positif
b. Pasien TB paru hasil biakan M.tb positif
c. Pasien TB paru hasil tes cepat M.tb positif
d. Pasien TB ekstraparu terkonfirmasi secara bakteriologis, baik dengan BTA, biakan maupun
tes cepat dari contoh uji jaringan yang terkena.
e. TB anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan bakteriologis
Klasifikasi pasien TB
Pasien TB terdiagnosis secara Klinis:
Adalah pasien yang tidak memenuhi kriteria terdiagnosis secara bakteriologis tetapi didiagnosis sebagai pasien TB aktif oleh dokter, dan diputuskan untuk diberikan pengobatan TB.
Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah:
• Pasien TB paru BTA negatif dengan hasil pemeriksaan foto toraks mendukung TB.
• Pasien TB ekstraparu yang terdiagnosis secara klinis maupun laboratoris dan histopatologis
tanpa konfirmasi bakteriologis.
• TB anak yang terdiagnosis dengan sistim skoring.
Bila kemudian terkonfirmasi bakteriologis positif
diklasifikasi ulang sebagai pasien TB terkonfirmasi bakteriologis.
Selain dari pengelompokan pasien sesuai definisi tersebut diatas, pasien juga diklasifikasikan
menurut :
a. Lokasi anatomi dari penyakit
b. Riwayat pengobatan sebelumnya
c. Hasil pemeriksaan uji kepekaan obat
d. Status HIV
Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya:
1) Pasien baru TB
2) Pasien yang pernah diobati TB:
Pasien ini selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan hasil pengobatan TB terakhir, yaitu:
• Pasien kambuh:
• Pasien yang diobati kembali setelah gagal:
• Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up):
• Lain-lain
3) Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui.
Pengobatan
Tahap Pengobatan:
• Tahap Awal : Setiap hari
• Tahap Lanjutan: 3 kali seminggu
Pemantauan kemajuan pengobatan
Dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis 2x (sewaktu dan pagi)
• negatif bila ke 2 contoh uji dahak tersebut negatif.
• Positif bila salah satu contoh uji positif atau keduanya positif
TATALAKSANA TB PADA ANAK
Tatalaksana Pasien TB Anak yang Berobat Tidak Teratur
1. Jika anak tidak minum obat >2 minggu di fase intensif atau >2 bulan di fase lanjutan dan
menunjukkan gejala TB, beri pengobatan kembali mulai dari awal.
2. Jika anak tidak minum obat <2 minggu di fase intensif atau <2 bulan di fase lanjutan dan
menunjukkan gejala TB, lanjutkan sisa pengobatan sampai selesai.
Pada pasien dengan pengobatan yang tidak teratur akan meningkatkan risiko terjadinya TB resistan obat.