Informasi Penyakit Menular dan Tidak Menular

Minggu, 31 Januari 2016

TB

Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi.

Tujuan dan target

Tujuan

Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Target tahun 2015-2019

disesuaikan target RPJMN II, disinkronkan dengan END TB Strategy.
Target utama pengendalian TB pada tahun 2015-2019
•    penurunan insidensi TB yang lebih cepat menjadi 3-4% per tahun dan
•    penurunan angka mortalitas > dari 4-5% pertahun.
Diharapkan pada tahun 2020 Indonesia bisa mencapai target penurunan insidensi sebesar 20% dan angka mortalitas sebesar 25% dari angka insidensi tahun 2015.


Penyakit TBC Menular Lewat Udara


Jika kalian menemukan penderita TB yang ditandai dengan gejala seperti berikut ini :

Segera ajak mereka ke Puskesmas atau untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
INGAT! Semua biaya pengobatan TB gratis di Puskesmas, Pemerintah kita menanggung penuh biaya pengobatan TB. Jadi tidak ada alasan untuk tidak berobat TB.




Tatalaksana Pasien Tuberkulosis






Definisi Pasien TB

Pasien TB berdasarkan hasil konfirmasi pemeriksaan Bakteriologis:
Adalah seorang pasien TB yang dikelompokkan berdasar hasil pemeriksaan contoh uji biologinya

dengan pemeriksaan mikroskopis langsung, biakan atau tes diagnostik cepat (misalnya: GeneXpert).
Yang Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah:
    a. Pasien TB paru BTA positif
    b. Pasien TB paru hasil biakan M.tb positif
    c. Pasien TB paru hasil tes cepat M.tb positif
    d. Pasien TB ekstraparu terkonfirmasi secara bakteriologis, baik dengan BTA, biakan maupun
        tes cepat dari contoh uji jaringan yang terkena.
    e. TB anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan bakteriologis

Klasifikasi pasien TB

Pasien TB terdiagnosis secara Klinis:

Adalah pasien yang tidak memenuhi kriteria terdiagnosis secara bakteriologis tetapi didiagnosis sebagai pasien TB aktif oleh dokter, dan diputuskan untuk diberikan pengobatan TB.
   Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah:
      •  Pasien TB paru BTA negatif dengan hasil pemeriksaan foto toraks mendukung TB.
      •  Pasien TB ekstraparu yang terdiagnosis secara klinis maupun laboratoris dan histopatologis
         tanpa konfirmasi bakteriologis.
      • TB anak yang terdiagnosis dengan sistim skoring.


    Bila kemudian terkonfirmasi bakteriologis positif
    diklasifikasi ulang sebagai pasien TB terkonfirmasi bakteriologis.
    Selain dari pengelompokan pasien sesuai definisi tersebut diatas, pasien juga diklasifikasikan 
        menurut :
        a. Lokasi anatomi dari penyakit
        b. Riwayat pengobatan sebelumnya
        c. Hasil pemeriksaan uji kepekaan obat
        d. Status HIV

Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya:

1)    Pasien baru TB
2)    Pasien yang pernah diobati TB: 
Pasien ini selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan hasil pengobatan TB terakhir, yaitu:
• Pasien kambuh:
• Pasien yang diobati kembali setelah gagal:
• Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up):
• Lain-lain
3)    Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui.

Pengobatan

    Tahap Pengobatan:
•    Tahap Awal : Setiap hari
•    Tahap Lanjutan: 3 kali seminggu

    Pemantauan kemajuan pengobatan
Dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis 2x (sewaktu dan pagi)
•    negatif bila ke 2 contoh uji dahak tersebut negatif.
•    Positif bila salah satu contoh uji positif atau keduanya positif







TATALAKSANA TB PADA ANAK











Tatalaksana Pasien TB Anak yang Berobat Tidak Teratur

1. Jika anak tidak minum obat >2 minggu di fase intensif atau >2 bulan di fase lanjutan dan
    menunjukkan gejala TB, beri pengobatan kembali mulai dari awal.
2. Jika anak tidak minum obat <2 minggu di fase intensif atau <2 bulan di fase lanjutan dan
    menunjukkan gejala TB, lanjutkan sisa pengobatan sampai selesai.
Pada pasien dengan pengobatan yang tidak teratur akan meningkatkan risiko terjadinya TB resistan obat.



Share:

0 komentar:

Posting Komentar

What's time?

Arsip Blog

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *