Informasi Penyakit Menular dan Tidak Menular

P2M

Program Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Tangerang Selatan.

PERTEMUAN MONITORING DAN EVALUASI

Memacu kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan PTM untuk nmenurunkan kejadian penyakit tidak menular (PTM) dan meningkatkan kualitas hidup sehat masyarakat yang berada di semua tatanan.

DIARE

Diare peristiwa keseharian yang bisa bermasalah jika salah ditanggapi. Perlu diwaspadai kalau sampai berkepanjangan, sebab berisiko mengancam nyawa.

JUMANTIK

Jumantik yaitu singkatan dari Juru Pemantau Jentik adalah petugas khusus yang berasal dari lingkungan sekitar yang secara sukarela mau bertanggung jawab untuk malakukan pemantauan jentik nyamuk DBD aedes aegypti di wilayahnya serta melakukan pelaporan ke kelurahan secara rutin dan berkesinambungan.

WARUNG PTM

Merupakan salah satu kegiatan kesehatan yang diberikan secara cuma - cuma atau gratis

Minggu, 31 Januari 2016

KUSTA

APA ITU PENYAKIT KUSTA ?

Penyakit Kusta adalah penyakit menular yang menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (Mycrobacterium leprae ) yang menyerang kulit saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya.





Bukan disebabkan oleh Kutukan, guna-guna, dosa, makanan ataupun keturunan.

Ini anggapan yang salah di masyarakat. Karena anggapan yang salah tersebut menyebabkan masyarakat terlambat dating berobat sehingga terjadi kecacatan.

Di beberapa daerah masih ada penderita kusta yang diusir dan disuruh tinggal di dalam hutan, padahal penyakit yang disebabkan kuman atau bakteri lepra itu merupakan “penyakit menular yang paling sulit menular” dan tidak ada urusan dengan factor keturunan apalagi dosa.


Bagaimana Tanda-tanda Penyakit KUSTA ?

Gejala Awal
Penderita tidak merasa tertanggung, hanya terdapat adanya kelainan kulit  berupa bercak putih seperti panu atapun bercak kemerahan

Kelainan kulit ini :

Hilang rasa, tidak ditumbuhi bulu, tidak mengeluarkan keringat, tidak gatal dan tidak sakit.

Ada 2 jenis Penyakit Kusta :

1.    Kusta Kering : Pausibasilar (PB)
2.    Kusta Basah  : Multibasilar (MB)





APAKAH PENYAKIT KUSTA MENULAR 


Penyakit Kusta menular dari penderita Kusta tipe basah yang tidak diobati ke orang lain melalui pernafasan atau kontak kulit yang lama
Tidak semua orang dapat tertular penyakit kusta, hanya sebagian kecil saja ( sekitar 5% ) yang dapat tertular.



Siapa saja yang bisa terkena Penyakit Kusta

Penyakit kusta dapat mengenai setiap orang tergantung pada kekebalan tubuhnya dan kontak yang lama dengan penderita kusta tipe basah yang tidak diobati.

Bagaimana Pengobatan Penyakit Kusta ?
Obat untuk menyembuhkan penyakit kusta di kemas dalam blister yang disebut MDT

Lama minum obat tergantung jenis penyakit usaha
Untuk jenis kusta basah obat harus diminum setiap hari selama 12 bulan. Untuk jenis kusta kering obat harus diminum setiap hari selama 6 Bulan.


  


APAKAH PENYAKIT KUSTA BISA DI SEMBUH ? 

Penyakit Kusta dapat sembuh bila penderita minum obat secara teratur sesuai    
aturan dan petunjuk dari petugas kesehatan.










APAKAH PENYEBAB CACAT KUSTA

Cacat kusta dapat terjadi pada penderita yang terlambat ditemukan terlambat diobati.

Penyebab cacat adalah:
Kuman Kusta yang langsung menyerang saraf penderita, luka pada telapak tangan/ kaki yang mati rasa.









Share:

TB

Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi.

Tujuan dan target

Tujuan

Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Target tahun 2015-2019

disesuaikan target RPJMN II, disinkronkan dengan END TB Strategy.
Target utama pengendalian TB pada tahun 2015-2019
•    penurunan insidensi TB yang lebih cepat menjadi 3-4% per tahun dan
•    penurunan angka mortalitas > dari 4-5% pertahun.
Diharapkan pada tahun 2020 Indonesia bisa mencapai target penurunan insidensi sebesar 20% dan angka mortalitas sebesar 25% dari angka insidensi tahun 2015.


Penyakit TBC Menular Lewat Udara


Jika kalian menemukan penderita TB yang ditandai dengan gejala seperti berikut ini :

Segera ajak mereka ke Puskesmas atau untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
INGAT! Semua biaya pengobatan TB gratis di Puskesmas, Pemerintah kita menanggung penuh biaya pengobatan TB. Jadi tidak ada alasan untuk tidak berobat TB.




Tatalaksana Pasien Tuberkulosis






Definisi Pasien TB

Pasien TB berdasarkan hasil konfirmasi pemeriksaan Bakteriologis:
Adalah seorang pasien TB yang dikelompokkan berdasar hasil pemeriksaan contoh uji biologinya

dengan pemeriksaan mikroskopis langsung, biakan atau tes diagnostik cepat (misalnya: GeneXpert).
Yang Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah:
    a. Pasien TB paru BTA positif
    b. Pasien TB paru hasil biakan M.tb positif
    c. Pasien TB paru hasil tes cepat M.tb positif
    d. Pasien TB ekstraparu terkonfirmasi secara bakteriologis, baik dengan BTA, biakan maupun
        tes cepat dari contoh uji jaringan yang terkena.
    e. TB anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan bakteriologis

Klasifikasi pasien TB

Pasien TB terdiagnosis secara Klinis:

Adalah pasien yang tidak memenuhi kriteria terdiagnosis secara bakteriologis tetapi didiagnosis sebagai pasien TB aktif oleh dokter, dan diputuskan untuk diberikan pengobatan TB.
   Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah:
      •  Pasien TB paru BTA negatif dengan hasil pemeriksaan foto toraks mendukung TB.
      •  Pasien TB ekstraparu yang terdiagnosis secara klinis maupun laboratoris dan histopatologis
         tanpa konfirmasi bakteriologis.
      • TB anak yang terdiagnosis dengan sistim skoring.


    Bila kemudian terkonfirmasi bakteriologis positif
    diklasifikasi ulang sebagai pasien TB terkonfirmasi bakteriologis.
    Selain dari pengelompokan pasien sesuai definisi tersebut diatas, pasien juga diklasifikasikan 
        menurut :
        a. Lokasi anatomi dari penyakit
        b. Riwayat pengobatan sebelumnya
        c. Hasil pemeriksaan uji kepekaan obat
        d. Status HIV

Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya:

1)    Pasien baru TB
2)    Pasien yang pernah diobati TB: 
Pasien ini selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan hasil pengobatan TB terakhir, yaitu:
• Pasien kambuh:
• Pasien yang diobati kembali setelah gagal:
• Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up):
• Lain-lain
3)    Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui.

Pengobatan

    Tahap Pengobatan:
•    Tahap Awal : Setiap hari
•    Tahap Lanjutan: 3 kali seminggu

    Pemantauan kemajuan pengobatan
Dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis 2x (sewaktu dan pagi)
•    negatif bila ke 2 contoh uji dahak tersebut negatif.
•    Positif bila salah satu contoh uji positif atau keduanya positif







TATALAKSANA TB PADA ANAK











Tatalaksana Pasien TB Anak yang Berobat Tidak Teratur

1. Jika anak tidak minum obat >2 minggu di fase intensif atau >2 bulan di fase lanjutan dan
    menunjukkan gejala TB, beri pengobatan kembali mulai dari awal.
2. Jika anak tidak minum obat <2 minggu di fase intensif atau <2 bulan di fase lanjutan dan
    menunjukkan gejala TB, lanjutkan sisa pengobatan sampai selesai.
Pada pasien dengan pengobatan yang tidak teratur akan meningkatkan risiko terjadinya TB resistan obat.



Share:

DIARE

Apa yang di maksud dengan diare ?
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bukan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.

Apa penyebab diare?
Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan yaitu infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit) melabsorpi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan seba-sebab lainnya. Penyebab yang sering ditemukan dilapangan ataupun secara klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan.

Apa saja jenis-jenis diare ?
Jenis diare ada dua yaitu diare akut, diare per sisten atau diare kronik. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari, sementara diare persisten atay diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.

Bagaimana cara melakukan pencegahan diare yang benar dan efektif?
1.    Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun.
2.    Memberikan makanan pendamping ASI sesuai umur
3.    Memberikan minum air  yang sudah direbus dan menggunakan air bersih yang  cukup
4.    Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar.
5.    Buang air besar di jamban
6.    Membuang tinja bayi dengan benar
7.    Meberikan imunisasi campak

Bagaimana mengatasi DIARE ?

Lima langkah tuntaskan DIARE (LINTAS DIARE)

 1.  Berikan oralit
      Apa itu oralit ?
      Oralit merupakan campuran garam elektroit,  
      seperti natrium klorida (NaCI), kalium  
      klorida (KCI),dan trisodium sifat hidrat,
      serta glukosa anhidrat.

 2. Apa manfaat oralit ?
     Oralit diberikan untuk mengganti cairan dan   
     elek-trolit dalam tubuh yang terbuang saat  
     diare. Walaupun air sangat penting untuk 
     mencegah dehidrasi, air minum tidak 
     mengandung garam elektrolit yang   
     diperlukan  untuk mempertahankan
     keseimbangan elektrolit dalam tubuh   
     sehingga lebih diutamakan oralit.

                                                                                
                                                                        


                                                                                     3. Kapan oralit perlu di berikan?
                                                                                         Segera bila anak diare, sampai diare berhenti.

                                                                                     4. Bagaimana cara pemberian oralit ?
                                                                                         Satu bungkus oralit di masukkan ke dalam   
                                                                                         satu gelas air matang (200cc)
                                                                                         Anak kurang dari 1 tahun diberi 50-100 cc  
                                                                                         cairan oralit setiap kali buang air besar.
                                                                                         Anak lebih dari 1 tahun diberi 100-200 cc  
                                                                                         cairan oralit  setiap kali buang air besar.

                                                                                     5. Dimana oralit bias diperoleh ?
                                                                                         Di apotek-apotek, toko obat, posyandu,
                                                                                         polindes, puskesmas pembantu, puskesmas,
                                                                                         rumah sakit atau tempat pelayanan
                                                                                         kesehatan lainnya.


II. Berikan Obat Zinc selama 10 hari berturut-turut

    Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar ketika anak mengalami diare. Untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberikan zinc yang akana membantu penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap sehat.
    Sejak tahun 2004, WHO dan UNICEF menandatangani kebijakan bersama dalam hal pengobatan diare yaitu pemberian oralit dan zinc selama 10-14 hari. Hal ini di dasarkan pada penelitian selama 20 tahun (1980-2003) yang menunjukkan bahwa mengobatan diare dengan pemberian oralit di sertai zinc lebih efektif dan terbukti menurunkan. Angka kematian akibat diare pada anak-anak sampai 40%.

3. kapan dan berapa lama zinc diberikan ?
    Zinc diberikan satu kali sehari selama 10 hari  
    berturut-turut. Pemberian zinc harus tetap  
    dilanjutkan meskipun diare sudah berhenti.  
    Hal ini di maksudkan untuk mengingkatkan ketahanan tubuh terhadap kemungkinan berulang   
    diare pada 2-3 bulan ke depan.

4. bagaimana aturan penggunaan obat zinc ?
    Obat zinc merupakan tablet dispersible yang larut dalam waktu sekitar 30 detik.
     •  Balita umur ≤ 6 bulan : ½ tablet (10mg)/ hari
     •  Balita umur 6 bulan : 1 tablet (20mg)/hari

6. Apa saja efek samping Zinc ?
    Efek samping zinc sangat jarang dilaporkan. Kalaupun ada, biasanya hanya muntah. Namun,   
    pemberian zinc dalam dosis sebanyak 10-20 mg sesuai usia seperti dosis yang dianjurkan    
    seharusnya tidak akan menyebakan muntah. Zinc yang dilarutkan dengan baik akan menyamarkan     rasa metalik dari Zinc.


III. Teruskan ASI dan pemberian makan

       Apakah anak tetap diberikan ASI bila diare ?
       Ya. Jika anak masih mendapatkan ASI, maka teruskan pemberian ASI sebanyak dia mau, jika    
       anak mau lebih banyak dari biasanya itu akab kebih baik. Bairkan dia makan sebanyaj dan 
       selama dia mau.

IV. Berikan Antibiotik secara selektif

     Apakah setiap anak diare harus diberikan Antibiotik
     Tidak, karena tidak semua kasus diare memerlukan antibiotic. Antibiotic hanya diberikan jika 
     ada  indikasi, seperti diare berdarah atau diare karena kolera, atau diare dengan disertai penyakit  
     lain, ini sangat penting karena seringkali ketika diare, masyarakat langsung memberi antibiotic     
     seperti tetrasiklin atau ampicillin. Selain tidak efektif, tindakan ini berbahaya, karena jika  
     antibiotic tidak dihabiskan sesuai dosis akan menimbulkan resistensi kuman terhadap antibiotik.

V. Berikan nasihat pada ibu/pengasuh

    Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh tentang cara pemberian oralit,Zinc, ASI/
    makanan dan tanda-tanda untuk segera membawa anaknya ke petugas kesehatan jika anak :

     •   Buang air besar cair lebih sering
     •   Muntah berulang-ulang
     •   Mengalami rasa haus yang nyta
     •   Makan atau minum sedikit
     •   Demam
     •   Tinjanya berdarah
     •   Tidak membaik dalam 3 hari



\

Share:

Sabtu, 30 Januari 2016

ISPA




Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah Infeksi yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (Sinus, rongga telinga tengah, pleura).













Faktor resiko ISPA ?

Kurangnya ASI Ekslusif Gizi Kurang Paparan Polusi Udara Berat Badan Lahir Rendah Kepadatan Penduduk Tidak Imunisasi














Bagaimana Tatalaksana Anak Batuk di Rumah ?

ANAK BATUK
•    Jika masih menyus, berikan ASI lebih sering
•    Beri air matang lebih banyak
•    Untuk anak ≥ 1 tahun beri kecap manis atau madu dicampur jeruk nipis untuk melegakan            
      tenggorokan
•    Jauhkan dari asap rook, asap dapur, dan asap pembakaran sampah

Konseling Bagi Ibu

•    Mengajari ibu cara memberikan obat oral di rumah      
      Memberikan dosis pertama di Puskesmas
      Menjelaskan bahwa antibiotic harus diminum sampai habis 
      sesuai dosis yang dianjurkan
      Cek pemahaman ibu sebelum mninggalkan ruangan




•    Mengajari ibu cara pemberian makanan dan cairan/ASI (dapat  
      menggunakan buku KIA).
      Waspadai gangguan pemberian makanan :
       - Bersihkan hidung agar tidak mengganggu makan
      - Atasi demam
      - Bila bayi tidak bias mengisap dengan baik, ajari ibu memeras  
      - ASI dan memberikan ASI dengan sendok
      - Bila anak muntah, berikan makan pada saat muntahnya reda.
      - Untuk anak ≥ 6 bulan, berikan makanan yang memiliki 
         kalori   dan nilai gizi tinggi, untuk anak ≤ 6 bulan berikan ASI lebih sering.
      - Setelah sembuh, berikan anak makanan tambahan sampai seminggu/berat anak kembali normal.
      - Beri minum atau susui anak lebih sering.

•    Memberitahu ibu kapan harus membawa kembali anak
     Pernapasan menjadi sulit
     Pernapasan menjadi cepat
     Anak tidak mau minum
     Sakit anak tampak lebih berat


Apa yang harus disampaikan ?

Promotif

•    ASI eksklusif 6 bulan
•    Pemberian makanan tambahan yang adekuat
•    Suplementasi Vitamin A

Preventif

•    Cuci tangan pakai sabun
•    Menurangi polusi udara pada rumah tangga
•    Pencegahan HIV
•    Profikasis Cotrimoxazole pada anak dengan HIV atau terpapar
•    Pemberian vaksin DTP, HIB, Pneumonic







Share:

What's time?

Arsip Blog

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *